Rabu, 23 November 2016

Tanggapan Pasar Terhadap Isu Rush Money


Isu mengenai Rush Money menanggapi kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ditanggapi beragam oleh pelaku pasar.

Ekonom yang merupakan mantan Rektor UII, Edy Suwandi Hamid, menanggapi persoalan rush money atau penarikan uang secara besar-besaran."Hal itu dilontarkan oleh segelintir orang untuk keperluan pribadi dengan memanfaatkan keresahan masyarakat." kata Edy, Selasa, 22 November 2016 kepada Tempo.

Seruan akan Rush Money pun tersebar secara viral di media sosial. Hampir semua media sosial beredar mengenai ajakan tersebut. Tujuannya memberikan efek negatif kepada sistem perbankan kita.

Edy mengatakan, secara fundamental, rush money tidak akan terjadi di Indonesia. Sebab, ujar dia, perbankan juga masih sangat kuat. Selain itu, dalam kurun waktu dua tahun terakhir, nilai dolar Amerika Serikat terhadap rupiah relatif stabil, meski pertumbuhan ekonomi di bawah perkiraan.

Wakil Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Pusat ini mengatakan hal yang justru membuat benang kusut adalah pernyataan aparat kepolisian yang akan menangkap akun penyebar rush money. "Kalau punya bukti kuat, silakan tangkap, jangan buat keresahan dan berwacana," ujarnya.

Menurut Edy, isu penarikan uang besar-besaran tersebut erat kaitannya dengan politik. Dengan demikian, ia yakin tak akan berpengaruh terhadap perbankan di Indonesia. Masyarakat, kata dia, akan lebih tenang jika tidak ada gejolak dalam politik yang mempengaruhi ekonomi.

Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian mengatakan polisi menyelidiki penyebar isu rush money. Melalui unit cyber, polisi akan cari siapa penyebar isu itu. "Kami akan tangkap," tutur Tito seusai seminar soal kebinekaan di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur, Sabtu, 19 November.

Informasi yang beredar, rush money digaungkan menjelang demonstrasi susulan atas kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Soal perkembangan penyelidikan, Tito enggan menjelaskan. "Kalau dijelaskan ke ruang publik, bisa tahu nanti," ucapnya.

Isu rush money itu, menurut Tito, sengaja diembuskan untuk mengganggu ekonomi Indonesia. Karena itu, masyarakat jangan sampai terpengaruh isu itu. "Isu itu hoax, tidak betul ada rush money," katanya.

Baca Juga:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar